MAKALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL
Nama:
Indah
Khairun Nisya
Mata
Kuliah :
Matematika
Dasar 2b
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb
Puji syukur kami panjat kan kepada Allah
SWT. Karena atas ridho dan karunia-Nya saya dapat membuat makalah tentang Persamaan
Diferensial sebagai tugas untuk mata kuliah Matematika Dasar 2B.
Saya bersyukur memiliki kedua orang tua
yang senantiasa mendukung saya dalam
melakukan pembelajaran di jenjang pendidikan tinggi sebagai bekal saya kelak di
masa depan untuk memajukan negara demi kebaikan bangsa.
Dan terakhir saya ucapkan terimakasih
sebesar – besarnya kepada Bapak Ambar Dewayono selaku dosen mata kuliah Matematika
Dasar 2B di Universitas Gunadarma, atas bimbingannya selama pembuatan makalah
ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
maupun dari segi lain. Dengan lapang dada, saya membuka kesempatan bagi para
pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini.
Demikian kata pengantar dari saya. Saya
berharap makalah tentang Industri Hoax ini dapat dijadikan referensi dan sumber dalam kegiatan
pembelajaran pembaca di masa yang akan datang.
Waalaikumsalam
wr. wb
Depok, 3 Juli 2018
DAFTAR ISI
Persamaan differensial
adalah persamaan matematika untuk fungsi satu variabel atau lebih, yang
menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan turunannya dalam berbagai orde.
Persamaan diferensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu
ekonomi dan berbagai macam disiplin ilmu. Persamaan diferensial muncul dalam
berbagai bidang sains dan teknologi, bilamana hubungan deterministik yang
melibatkan besaran yang berubah secara kontinu dimodelkan oleh fungsi
matematika dan laju perubahannya dinyatakan sebagai turunan diketahui atau
dipostulatkan. Ini terlihat misalnya pada mekanika klasik, di mana gerakan
sebuah benda diberikan oleh posisi dan kecepatannya terhadap waktu. Hukum
Newton memungkinkan kita mengetahui hubungan posisi, kecepatan, percepatan dan
berbagai gaya yang bertindak terhadap benda tersebut, dan menyatakannya sebagai
persamaan diferensial posisi sebagai fungsi waktu. Dalam banyak kasus,
persamaan diferensial ini dapat dipecahkan secara eksplisit, dan menghasilkan
hukum gerak.
Contoh pemodelan
masalah dunia nyata menggunakan persamaan differensial adalah penentuan
kecepatan bola yang jatuh bebas di udara, hanya dengan memperhitungkan
gravitasi dan tahanan udara. Percepatan bola tersebut ke arah tanah adalah
percepatan karena gravitasi dikurangi dengan perlambatan karena gesekan udara.
Mencari kecepatan sebagai fungsi waktu mensyaratkan pemecahan sebuah persamaan
differensial.
Teori persamaan
differensial sudah cukup berkembang, dan metode yang digunakan bervariasi
sesuai jenis persamaan. Persamaan differensial biasa (PDB) adalah persamaan
differensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah
fungsi dari variabel bebas tunggal. Dalam bentuk paling sederhana fungsi yang
tidak diketahui ini adalah fungsi riil atau fungsi kompleks, namun secara umum
bisa juga berupa fungsi vektor maupun matriks. Lebih jauh lagi, persamaan
differensial biasa digolongkan berdasarkan orde tertinggi dari turunan terhadap
variabel terikat yang muncul dalam persamaan tersebut.
Persamaan differensial
parsial (PDP) adalah persamaan differensial di mana fungsi yang tidak diketahui
adalah fungsi dari banyak variabel bebas, dan persamaan tersebut juga
melibatkan turunan parsial. Orde persamaan didefinisikan seperti pada persamaan
differensial biasa, namun klasifikasi lebih jauh ke dalam persamaan eliptik,
hiperbolik, dan parabolik, terutama untuk persamaan differensial linear orde
dua, sangatlah penting. Beberapa pesamaan differensial parsial tidak dapat
digolongkan dalam kategori-kategori tadi, dan dinamakan sebagai jenis campuran.
Baik persamaan
differensial biasa maupun parsial dapat digolongkan sebagai linier atau nonlinier.
Sebuah persamaan differensial disebut linier apabila fungsi yang tidak
diketahui dan turunannya muncul dalam pangkat satu (hasilkali tidak
dibolehkan). Bila tidak memenuhi syarat ini, persamaan tersebut adalah
nonlinier.
Melihat seberapa besar penting persamaan differensial dari berbagai
macam ilmu, baik dalam bidang SAINS
maupun teknologi. Maka kami menulis
makalah yang berjudul persamaan differensial linier orde satu. Tidak hanya itu
makalah ini dibuat sebagai salah satu kelengkapan mengikuti mata kuliah
persamaan differensial biasa yang telah ditugaskan oleh dosen pengasuh mata
kuliah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah agar penguraian makalah lebih terarah dan terfokus maka
rumusan masalahnya adalah :
1.
Pengertian
Persamaan Diferensial
2.
Persamaan Deferensial
Biasa
3.
Persamaan Diferensial
Linier dan Non Linier
4.
Solusi Persamaan
Deferensial
5.
Persamaan
Diferensial Biasa Orde 1
1.3 Tujuan
1.
Untuk Mengetahui
Pengertian Persamaan Diferensial
2.
Mengetahui
Persamaan Diferensial Biasa
3.
Mengetahui Persamaan
Diferensial Linier Dan Non Linier
4.
Mengetahui
Solusi Dari Persamaan Diferensial
5.
Mengetahui
Persamaan Diferensial Biasa Orde 1
2.1 Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah persaman matematika untuk
fungsi satu variabel atau lebih, yang mengubungkan nilai fungsi itu sendiri dan
turunannya dalam berbagai orde.
Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang
dan metode yang digunakn bervariasi sesuai jenis persamaan. Persamaan
diferensial biasa (PDB) adalah persamaan diferensial di mana fungsi yang tidak
diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel bebas tunggal. Dalam
bentuk paling sederhana fungsi yang tidak diketahui ini adalah fungsi riil atau
fungsi kompleks, namus secara umum bisa juga berupa fungsi bektor maupun
matriks. Lebih jauh lagi, persamaan diferensial bisa digolongkan berdasarkan
orde tertinggi dari turunan terhadap variabel terikat yang muncul dalam
persamaan tersebut.
Persamaan diferensial parsial (PDP) adalah persamaan
diferensial di mana fungsi yang tidak diketahui adalah fungsi dari banyak
variabel bebas dan persamaan tersebut juga melibatkan turunan parsial. Orde
persamaan didefenisikan seperti pada persamaan diferensial biasa, namun
klasifikasi lebih jauh ke dalam persamaan eliptik, hiperbolik dan parabolik
terutama untuk persamaan diferensial linier orde dua, sangatlah penting.
Beberapa persamaan diferensial parsial tidak dapat digolongkan dalam
kategori-kategori tadi dan dinamakan sebagai jenis campuran.
Baik persamaan diferensial biasa maupun parsial
dapat digolongkan sebagai linier atau nonlinier. Sebuah persamaan diferensial
disebut linier apabila fungsi yang tidak diketahui dan turunanannya muncul
dalam pangkat satu (hasil kali tidak dibolehkan). Bila tidak memenuhi syarat
ini, persamaan tersebut adalah nonlinier.
2.2 Persamaan Deferensial Biasa
Persamaan diferensial biasa (PDB) Ordinary Differential Equations (ODE)
adalah persamaan diferensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel
terikat) adalah fungsi dari variabel bebas tunggal. Peubah bebas biasanya
disimbolkan dengan x. Dalam bentuk paling sederhana fungsi yang tidak diketahui
ini adalah fungsi riil atau fungsi matriks. Lebih jauh lagi, persamaan
diferensial bisa digolongkan berdasarkan orde tertinggi dari turunan terhadap
variabel terikat yang muncul dalam persamaan tersebut dan turunannya merupakan
turunan biasa.
Contoh
persamaan diferensial biasa :
x
+
– xy = 0
Contoh tersebut merupakan persamaan diferensial biasa, karena
variabel tak bebas y hanya bergantung pada variabel bebas x.
2.3 Persamaan Diferensial Linier
dan Non Linier
Persamaan diferensial linier memenuhi
dua hal berikut :
1.
Variabel terikat
dan turunannya paling tinggi berpangkat satu dan tidak terdapat fungsi transenden dalam bentuk peubah tak
bebas, serta an(x) adalah fungsi kontinu.
2.
Tidak mengandung
bentuk perkalian antara sebuah variabel terikat dengan variabel terikat
lainnya, atau turunan yang satu dengan turunan lainnya, atau variabel terikat
dengan sebuah turunan.
Jadi istilah linier berkaita dengan kenyataan bahwa
tiap suku dalam persmaaan diferensial itu, peubah-peubah y,
,
, yn berderajat satu atau nol.
Bentuk
umum persamaan diferensial linier orde-n adalah :
an
(x) yn + an-1 (x) yn-1 + ... + a1(x)
+ a0 (x) y = f (x)
dimana
a0, a1, ..., an,f merupakan fungsi dari x.
Contoh
:
1.
- 2
+ y = 0
2.
+
+
= x
3.
- 2y + x3
4.
– 4x
+ 6y +ex
Persamaan
diferensial non linier
Persamaan diferensial F( x,
,
...,
)
= 0 adalah persamaan differensial non linier jika salah satu dari berikut
dipenuhi oleh F :
1.
F tidak
berbentuk polinim dalam y,
,,

2.
F tidak
berbentuk polinom berpangkat lebih dari 2 dalam y,
,,

Contoh
:
1.
y
+
= 0 ; persamaan diferensial non linier krena
F(x, y,
,
)
2.
sin xy
+ cos
= 0 ; non linier karena F tak berbentuk
polinom dalam y,
, 
2.4 Solusi Persamaan Deferensial
1.
Metode Euler
Perhatikan bentuk persamaan differensial berikut:
y' = f (x, y)
Dengan menggunakan pendekatan nilai awal (x0,y0),
maka nilai-nilai y berikutnya dapat diperoleh dengan :
yn+1 = yn
+ h.f (xn , yn)
Contoh :
Diketahui persamaan differensial berikut:
Maka :
y' = 1− xy atau f (x, y) = 1− xy
2.
Metode Taylor
Metode Taylor adalah suatu metode pendekatan yang menggunakan
deret Taylor sebagai bentuk perbaikan nilai untuk nilai fungsi secara
keseluruhan pada penyelesaian persamaan differensial. Perhatikan fungsi dari
persamaan diferensial berikut : y' = f (x, y)
Dengan memberikan nilai pendekatan awal (x0,y0),
penyelesaian dapat diperoleh dengan :
y(x) = y0 + (x –x0) y' (x0) +
(x0) + ... +
y(k) (x0)
y(k) (x0)
Contoh :
Diketahui persamaan diferensial :
Maka : y' = sin x −
y atau f (x, y) = sin x – y
=
cosx – sinx + y
y(3) = -sinx – cosx + (1) (sinx – y)
=
-cosx – y
Dengan pendekatan awal (0,0) maka untuk x = 1, nilai y dapat
dihitung dengan :
Y = 0 + (1 – 0) [sin(0) – 0] +
[cos(0) – sin(0) + 0] +
[-cos(0) -0) =
-
= 
Catatan:
Pemakaian metode Taylor tidak banyak digemari karena diperlukan
perhitungan yang
cukup rumit dalam penyelesaiannya. Tetapi metode ini dapat
menunjukkan hasil yang
bagus pada beberapa permasalahan penyelesaian persamaan
differensial.
3.
Metode Runge Kutta
Metode Runge-Kutta merupakan pengembangan dari metode Euler,
dimana
perhitungan penyelesaian dilakukan step demi step. Untuk fungsi
dari persamaan
differensial : y' = f (x, y)
Dengan titik pendekatan awal (x0,y0),
berdasarkan metode Euler nilai fungsi
penyelesaian diperoleh dengan :
yn+1 = yn + h.f (xn,yn)
atau
yn+1 = yn + dy
dimana dy adalah nilai
perubahan nilai fungsi setiap step
4.
Metode Bernoulli
Bentuk umum dari persamaan diferensial Bernoulli adalah :
Persamaan Bernoulli akan tereduksi ke persamaan linier orde satu
dengan Transformasi :
z = 
Persamaan linier orde satu
Dengan faktor integrasi : 
Solusi umum :
2.5 Persamaan Diferensial Biasa Orde
1
Persamaan diferensial
adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x, suatu variabel dependen y, dan satu
atau lebih turunan y terhadap x.
Orde dari suatu persamaan diferensial ditentukan
oleh turunan tertinggi dalam
persamaan tersebut.
· Penyelesaian PDB
Orde Satu dgn Integrasi Langsung
Jika PDB dapat disusun
dalam bentuk
= f(x), maka persamaan tersebut dapat
diselesaikan dengan integrasi langsung.
Contoh :
Maka
y =
= x3 – 3x2 +5x + c
·
Penyelesaian PDB Orde Satu Dengan Pemisahan Variabel
Jika persamaan
deferensial berbentuk
= f(x,y), yaitu persamaan yang ruas kanannya
dapat dinyatakan sebagai perkalian atau pembagian fungsi x dan fungsi y, maka
penyelesaiaannya dengan cara memisahkan variabelnya senhingga faktor ‘y’ bisa
kita kumpulkan dengan ‘dy’ dan faktor ‘x’ dengan ‘dx’.
Contoh : selesaikan persamaan diferensial berikut
Pisahkan berdasarkan variabelnya untuk
mendapatkan :
Jika kita integrasikan kedua ruas menjadi
:
ln(1 + y) = x +
x2 +c
·
Persamaan Homogen substitusi y = vx
Tinjau persamaan
diferensial :
Persamaan di atas tidak
dapat diselesaikan dengan cara memisahkan variabelnya. Dalam hal ini kita
laikukan subsitusi y = vx, dengan v adalah fungsi x. Sehingga penyelesaiannya :
Dari y = vx dideferensialkan menjadi :
Sehingga :
Persamaan sekarang menjadi :
v + x
= 
x
=
– v = 
kedua ruas diintegrasikan menjadi :
2ln(1 + v) = lnx +c
(1 + v)2 = c . x
Substitusi yang didapatkan :
(1 +
)2 = c . x atau (x + y)2
= c . x3
·
Persamaan Diferensial Linier dalam bentuk 
Untuk PD yang berbentuk
dengan P dan Q fungsi x atau konstanta
penyelesaiannya dapat diperoleh dengan mengalikan kedua ruas dengan faktor
integrsi 
Contoh : 
Penyelesaian :
Dari persamaan diperoleh P = -1 dan Q = x
Faktor integrasinya
= 
Jika kedua ruas persamaan dikalikan dengan
maka :
Sehingga penyelesaiannya :

y = -x – 1 + c / 
3.1 Kesimpulan
Persamaan diferensial
memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi dan berbagai
macam disiplin ilmu. Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan
metode yang digunakan bervariasi sesuai jenis persamaan. Persamaan diferensial
terbagi menjadi dua yaitu persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial
parsial. Persamaan diferensial biasa (PDB) adalah persamaan diferensial di mana
fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel
bebas tunggal. Persamaan diferensial parsial (PDP) adalah persamaan diferensial
di mana fungsi yang tidak diketahui adalah fungsi dari banyak variabel bebas,
dan persamaan tersebut juga melibatkan turunan parsial.
Didalam persamaan
diferensial biasa, dipelajari tentang konsep persamaan diferensial linear dan
Persamaan diferensial linear orde satu.
Persamaan diferensial linear adalah persamaan yang mengandung turunan
tingkat satu yaitu turunan dengan satu peubah bebas. Sedangkan Persamaan
diferensial linear orde satu adalah persamaan yang mengandung turunan tingkat
satu dimana turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan tersebut adalah
satu.
Bentuk persamaan diferensial linear
Bentuk persamaan diferensial linear orde
satu
Persamaan diferensial
sangat menarik dipelajari, karena persamaan diferensial memegang peranan
penting dalam berbagai macam ilmu. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita
untuk memahami persamaan diferensial, khususnya persamaan diferensial linear
orde satu.
3.2 Saran
Sebaiknya kita harus
memahami dan mengerti tentang persamaan diferensial linear orde satu baik dari
bentuk umumnya sampai pada penyelesaiannya. Karena dengan menguasai persamaan diferensial linear orde satu, kita
akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan dalam persamaan diferensial biasa.
Selain itu, kita juga harus paham tentang teknik – teknik turunan maupun teknik
pengintegralan yang pernah dipelajari pada mata kuliah kalkulus sebelumnya. Hal
ini agar dapat mempermudah dalam menyelesaikan soal – soal persamaan
diferensial biasa, karena dalam persamaan diferensial sangat berkaitan dengan
turunan dan integral.
DAFTAR PUSTAKA
http://maulana.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/BAB-II-PERSAMAAN-DIFERENSIAL-BIASA-_PDB_-ORDE-SATU.pdf

Tidak ada komentar:
Posting Komentar