AGAMA DAN
FILSAFAT
KELOMPOK: 12
NAMA:
INDAH KHAIRUN
NISYA
PAMELA DYLAN
YUNIAR
SHAHNAZ
FACHRIYANTHY
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “AGAMA DAN
FILSAFAT”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak / rekan yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa me-ridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Depok, 06
November 2017
Kelompok 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Istilah
filsafat dan agama mengandung pengertian yang dipahami secara berlawanan oleh
banyak orang. Filsafat dalam cara kerjanya bertolak dari akal, sedangkan agama
bertolak dari wahyu. Oleh sebab itu, banyak kaitan dengan berfikir sementara
agama banyak terkait dengan pengalaman. Filsafat mebahas sesuatu dalam rangka
melihat kebenaran yang diukur, apakah sesuatu itu logis atau bukan. Agama tidak
selalu mengukur kebenaran dari segi logisnya karena agama kadang-kadang tidak
terlalu memperhatikan aspek logisnya.
Filsafat
Islam pada dasarnya bertujuan untuk mempertemukan antara agama dengan filsafat.
Permasalahan yang kemudian timbul adalah bagaimana mempertemukan agama sebagai
wahyu Tuhan dengan filsafat sebagai hasil ciptaan dan pikiran manusia.
Permasalahan ini muncul ketika kebenaran agama harus dipertemukan dengan
kebenaran filsafat yang berlandaskan pemikiran dan logika manusia.
Alternatif
jawaban atas pertanyaan tersebut tidak lebih dari tiga kemungkinan. Pertama,
berpegang teguh kepada agama dan menolak filsafat. Ini adalah pendapat orang
beragama yang tidak berfilsafat. Kedua, sebaliknya, berpegang teguh kepada
filsafat dan menolak agama, dan ini adalah pendapat orang yang berfilsafat
dengan tidak mengindahkan kaidah-kaidah agama. Ketiga, mengupayakan pemaduan
antara filsafat dengan agama menurut cara tertentu, dan cara inilah yang
ditempuh oleh para filosof muslim ataupun para filosof yang memperhatikan
kaidah-kaidah agama, mereka berpegang teguh pada filsafat dengan tanpa
mengurangi keteguhan mereka dalam memegang Islam serta meletakkan filsafat pada
posisi yang sejajar dengan Islam.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian agama dan filsafat?
2. Apa hubungan
agama dan filsafat?
3. Bagaimana
pemecahan masalah melalui filsafat?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian agama dan filsafat
2. Untuk
mengetahui hubungan antara filsafat dan agama
3. Untuk
mengetahui cara pemecahan masalah melalui filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama
Kata agama dalam Kitab suci Al-Qur'an dan hadits Nabi mempunyai makna
antara lain: pahala dan balasan, ketaatan dan penghambaan, kekuasaan, syariat
dan hukum, umat, kepasrahan dan penyerahan mutlak, aqidah, cinta, akhlak yang
baik, kemuliaan, cahaya, kehidupan hakiki, amar ma'ruf nahi munkar, amanat dan
menepati janji, menuntut ilmu dan beramal dengannya, dan puncak kesempurnaan akal.
Agama ialah suatu sistem credo (tata keyakinan), ritus (peribadatan) dan
sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia dan alam lainnya sesuai tata ketentuan yang telah ditetapkan. Menurut
sumbernya agama dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Agama samawi (agama wahyu atau langit)
2.
Agama budaya (agama bumi)
Contoh dari agama samawi salah satunya adalah islam. Agama islam adalah
wahyu dari Allah yang diturunkan pada rasul-Nya sebagai suatu sistem keyakinan
dan tata aturan yang mengatur segala pri-kehidupan dan kehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama makhluk maupun alam yang bertujuan mencari
keridhaan Allah serta keselamatan dunia dan akhirat.
Agama islam bersumber dari kitab suci yaitu kodifikasi wahyu Allah swt untuk
umat manusia di atas planet bumi berupa Al quran sebagai penyempurna
wahyu-wahyu Allah sebelumnya.
Agama Budaya adalah agama yang berkembang berdasarkan budaya, daerah,
pemikiran seseorang yang kemudian diterima secara global. Serta tidak memiliki
kitab suci dan bukan berlandaskan wahyu. Berasal dari daerah dan kepercayaan
masyarakat, ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan akal pikiran
penganutnya konsep ketuhanannya panthaisme, dinamisme, dan animisme.
2.2 Pengertian Filsafat
Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, philosophia: philein
artinya cinta, mencintai, philos pecinta, sophia kebijaksanaan atau hikmat.
Jadi filsafat artinya "cinta akan kebijaksanaan". Cinta artinya
hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh.
Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.
Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati.
Demikian arti filsafat pada mulanya.
Dari arti di atas, kita kemudian dapat mengerti filsafat secara umum.
Filsafat adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu tak biasa, yang berusaha
menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Bolehlah
filsafat disebut sebagai suatu usaha untuk berpikir yang radikal dan
menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Hal
yang membawa usahanya itu kepada suatu kesimpulan universal dari kenyataan
partikular atau khusus, dari hal yang tersederhana sampai yang terkompleks.
Filsafat, "Ilmu tentang hakikat". Di sinilah kita memahami perbedaan
mendasar antara "filsafat" dan "ilmu (spesial)" atau
"sains". Ilmu membatasi wilayahnya sejauh alam yang dapat dialami,
dapat diindera, atau alam empiris. Ilmu menghadapi soalnya dengan pertanyaan
"bagaimana" dan "apa sebabnya". Filsafat mencakup
pertanyaan-pertanyaan mengenai makna, kebenaran, dan hubungan logis di antara
ide-ide dasar (keyakinan, asumsi dan konsep) yang tidak dapat dipecahkan dengan
ilmu empiris.
Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara
radikal hakikat yang ada.
2.3 Hubungan Agama dan Filsafat
Filsafat dan agama baru dapat dirasakan faedahnya dalam kehidupan manusia
apabila merefelesikanya dalam diri manusia. Filsafat yang sejati haruslah
berdasarkan kepada agama, apabila filsafat tidak beradasarkan agama, dan hanya
semata-mata berdasarkan atas akal pikiran saja, maka filsafat tersebut tidak
akan memuat kebenaran objektif. Karena
yang memberikan pandangan dan putusan adalah akal pikiran.
Filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflesif dengan
manusia artinya keduanya tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam
diri manusia, yang dikatakan alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia
adalah akal, pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan
mencapai kebahagiaan bagi dirinya. Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta
pedoman hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh
keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan. Manakala manusia menghadapi masalah
yang rumit dan berat, maka timbullah kesadaranyna, bahwa manusia merupakan
makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan
keyakinan bahwa yang dapat menolong dan menangkan hidupnya adalah Tuhan Sang
Pencipta.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa filsafat dan agama adalah dua
pokok persoalan yang berbeda, namun memiliki hubungan. Agama banyak berbicara
tentang hubungan antara manusia dengan Yang Maha Kuasa, sedangkan filsafat
seperti yang dikemukakan di atas bertujuan menemukan kebenaran. Jika kebenaran
yang sebenarnya itu mem-punyai ciri sistematis, jadilah ia kebenaran filsafat.
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikir-kan. Karena filsafat
mempunyai pengertian yang berbeda sesuai dengan pandangan orang yang
meninjaunya, akan besar kemungkinan objek dan lapangan pembicaraan filsafat itu
akan berbeda pula. Objek yang dipikirkan filosof adalah segala yang ada dan
yang mungkin ada, baik ada dalam kenyataan, maupun yang ada dalam fikiran dan
bisa pula yang ada itu dalam kemungkinan. Sehingga dalam hal ini hubungan filsafat dengan agama adalah agama sebagai
objek kajian filsafat.
Agama adalah salah satu materi yang menjadi sasaran pembahasan filsafat.
Dengan demikian, agama menjadi objek materia filsafat. Ilmu pengetahuan juga mempunyai
objek materia yaitu materi yang empiris, tetapi objek materia filsafat adalah
bagian yang abstraknya. Dalam agama terdapat dua aspek yang berbeda yaitu aspek
pisik dan aspek metefisik. Aspek metafisik adalah hal-hal yang berkaitan dengan
yang gaib, seperti Tuhan, sifat-sifat-Nya, dan hubungan manusia dengan-Nya,
sedangkan aspek pisik adalah manusia sebagai pribadi, maupun sebagai anggota
masyarakat.
Tokoh Islam juga berpendapat adanya hubungan antara filsafat dan agama. Abu
Hayyan Tauhidi, dalam kitab al-Imtâ' wa al-Muânasah, berkata, "Filsafat
dan syariat (agama) senantiasa bersama, sebagaimana syariat dan filsafat terus sejalan, sesuai,
dan harmonis". Abul Hasan 'Amiri, dalam pasal kelima kitab al-Amad 'ala
al-Abad, juga menyatakan, "Akal mempunyai kapabilitas mengatur segala
sesuatu yang berada dalam cakupannya.
2.4 Pemecahan Masalah Melalui
Filsafat
Pengetahuan di dapatkan dari pengamatan.
Di dalam pengamatan indrawi tidak dapat di tetapkan apa yang subjektif dan apa
yang objektif. Jika kesan–kesan subjektif di anggap sebagai kebenaran, hal itu
mengakibatkan adanya gambaran–gambaran yang kacau di dalam imajinasi. Segala
pengetahuan di mulai dengan gambaran–gambaran indrawi. Gambaran–gambaran itu
kemudian di tingkatkan sampai kepada tingkatan–tingkatan yang lebih tinggi,
yaitu pengetahuan rasional dan pengetahuan intuitif.
Di dalam pengetahuan rasional orang
hanya mengambil kesimpulan–kesimpulan, tetapi di dalam pengetahuan intuitif
orang memandang kepada idea–idea yang berkaitan dengan Allah. Disini orang di
masukkan ke dalam keharusan ilahi yang kekal. Demikian menurut Baruch Spinoza
sebagai salah seorang tokoh Resiesinalisme. Kegunaan filsafat yang lain ialah
sebagai methodology, maksudnya sebagai metode dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode dalam memandang dunia ( world
view). Dalam hidup kita banyak menghadapi masalah. Masalah artinya kesulitan.
Kehidupan akan lebih enak jika masalah itu terselesaikan. Ada banyak cara dalam
menyelesaikan masalah, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Sesuai
dengan sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal.
Penyelesaian filsafat bersifat mendalam, artinya ia ingin mencari asal masalah.
Universal artinya filsafat ingin masalah itu dilihat dalam hubungan
seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat dan agama
mempunyai hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia artinya keduanya
tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang dikatakan
alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal, pikiran, rasa,
dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya.
Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi manusia dalam
menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan.
Manakala manusia menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka timbullah
kesadaranyna, bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk
mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan.
3.2 Saran
Akal manusia itu
nisbi. Tidak seluruh persoalan dapat diatasinya. Hendaknya dalam berfikir dan
berperilaku, Al Qur’an dijadikan tolak ukur utama dalam menilai benar atau
tidaknya keyakinan. Karena Al Qur’an pulalah yang dapat membawa manusia pada
kebenaran yang hakiki.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.al-islam.org/al-tawhid/study-philosophy.htm
http://alkohol7.wordpress.com/2008/04/09/makalah-filsafat/
http://id.wikibooks.org/wiki/Filsafat_Islam_Pasca-Ibn_Rusyd/Filsuf_Islam_Pasca-Ibn_Rusyd/Ibn_Taimiyyah
http://kuliahfilsafat.blogspot.com/2009/04/tujuan-fungsi-dan-manfaat-filsafat.html
http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Doktrin/Falsafah1.html
http://alkohol7.wordpress.com/2008/04/09/makalah-filsafat/
http://id.wikibooks.org/wiki/Filsafat_Islam_Pasca-Ibn_Rusyd/Filsuf_Islam_Pasca-Ibn_Rusyd/Ibn_Taimiyyah
http://kuliahfilsafat.blogspot.com/2009/04/tujuan-fungsi-dan-manfaat-filsafat.html
http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Doktrin/Falsafah1.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar