Senin, 08 Juli 2019

Perbandingan Framework : Six Sigma dan eTOM


Perbandingan Framework Six Sigma dan eTOM





DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

HANIYAH                           (12117658)
I MADE DHARMAWAN    (12117787)
IMMANUEL HANS C. P.    (12117893)
INDAH KHAIRUN NISYA (12117902)
INDIKA ALSALSABILLA (12117912)
KARIMAH                           (13117133)
MIRA KARTIKA                 (16117721)


2KA01
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
2018/2019


KATA PENGANTAR

 

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah dan rahmat serta karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
            Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Layanan Sistem Informasi. Adapun judul dari makalah ini adalah “Perbandingan Framework Six Sigma dan eTOM”. Untuk itu kami selaku penyusun sangat berterimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah Manajemen Layanan Sistem Informasi yang telah memberikan kepercayaan untuk kami menyampaikan dan membuat makalah ini.
            Selaku penyusun kami sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat memperbaikinya sehingga menjadi yang lebih baik lagi.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi kami selaku penyusun.


Depok, 13 Juni 2019


Kelompok 3,



DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Information Technology Service Management atau yang disingkat ITSM adalah seuatu metode pengolahan sistem Teknologi Informasi (TI) yang secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan. ITSM merupakan kebalikan dari pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada teknologi.
ITSM berfokus pada proses dan karenanya terkait dan memiliki minat yang sama dengan kerangka kerja dan metodologi gerakan perbaikan proses. ITSM umumnya menangani masalah operasional manajemen teknologi informasi dan bukan pada pengembangan teknologinya sendiri. Contohnya, proses pembuatan perangkat lunak komputer untuk dijual bukanlah fokus utamanya, melainkan sistem komputer yang digunakan oleh bagian pemasaran dan pengembangan bisnis di perusahaan perangkat lunak yang menjadi fokus utamanya.
Salah satu fungsi ITSM dalam jasa manajemen system dilakukan dalam skala yang besar. ITSM umumnya berkaitan dengan masalah operasional manajemen teknologi informasi. Banyak perusahaan non-teknologi, seperti di industri keuangan, ritel, dan perjalanan, memiliki sistem teknologi informasi yang signifikan yang tidak mengenai kebutuhan pelanggannya. Di zaman modern ini, industri menguasai berbagai sektor untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin hari semakin bertambah. Dari sektor industri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sampai sektor industri yang sifatnya hanya mendukung sektor industri lainnya. Selama permintaan pasar terus meningkat, maka hal ini akan memicu tumbuhnya industri-industri baru yang akan menyediakan produk yang diharapkan oleh konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian pada latar belakang adapun perumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.     Apa yang dimaksud dengan framework Six Sigma?
2.     Apa saja kelebihan dan kekurangan dari framework Six Sigma?
3.     Apa manfaat dari framework Six Sigma?
4.     Apa yang dimaksud dengan framework eTOM?
5.     Apa saja kelebihan dan kekurangan dari framework eTOM?
6.     Apa manfaat dari framework eTOM?
7.     Bagaimana perbandingan antara framework Six Sigma dan framework eTOM?

1.3 Tujuan Penulisan

1.     Mengetahui pengertian dari framework Six Sigma
2.     Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari framework Six Sigma
3.     Mengetahui manfaat dari framework Six Sigma
4.     Mengetahui pengertian dari framework eTOM
5.     Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari framework eTOM
6.     Mengetahui manfaat dari framework eTOM
7.     Mengetahui perbandingan antara framework Six Sigma dan framework eTOM


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Framework Six Sigma

2.1.1 Pengertian Framework Six Sigma

Six Sigma adalah metodologi yang dipergunakan untuk melakukan upaya perbaikan dan peningkatan proses yang berkesinambungan atau terus menerus (Continuous Improvement). Metodologi Six Sigma pertama kali diperkenalkan oleh Motorola pada tahun 1987 oleh seorang Engineer yang bernama Bill Smith dan mendapat dukungan sepenuhnya oleh Bob Galvin sebagai CEO Motorola pada saat itu sebagai Strategi untuk memperbaiki dan meningkatkan proses serta pengendalian kualitas (Proses Improvement and Quality Control) di perusahaannya.  Six Sigma mulai terkenal dan menjadi Populer di seluruh dunia setelah Jack Welch mempergunakannya sebagai Bisnis Strategi  di General Electric (GE) pada tahun 1995. Secara umum.
SIX SIGMA berasal dari kata SIX yang berarti enam (6) dan SIGMA yang merupakan satuan dari Standard Deviasi yang juga dilambangkan dengan simbol σ, Six Sigma juga sering di simbolkan menjadi 6σ. Makin tinggi Sigma-nya, semakin baik pula kualitasnya. Dengan kata lain, semakin tinggi Sigma-nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau kegagalannya. Seperti Tabel konversi Sigma dibawah ini.
Strategi yang dilakukan oleh Six Sigma adalah :
1.      Fokus terhadap Kepuasan dan Kebutuhan Pelanggan (Customer Focused)
2.      Menurunkan tingkat kecacatan (Reduce Defect)
3.      Berkisar di sekitar Pusat Target (Center around Target)
4.      Menurunkan Variasi (Reduce Variation)
Konsep dasar dari Six Sigma sebenarnya berasal dari gabungan Konsep TQM (Total Quality Management) dan Statistical Process Control (SPC) dimana kedua konsep tersebut berasal dari pemikiran-pemikiran para pakar seperti Deming, Ishikawa, Walter Shewhart dan Crossby. Dalam perkembangannya, Six Sigma yang mulanya adalah sebuah metric berkembang menjadi sebuah  Metodologi dan saat ini sudah menjadi sebuah Sistem Manajemen.

2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan dari Framework Six Sigma

Kelebihan :
Six Sigma sebagai program kualitas juga sebagai tool untuk pemecahan masalah. Six sigma menekankan aplikasi tool ini secara metodis dan sistematis yang akan dapat menghasilkan terobosan dalam peningkatan kualitas. Metodologi yang sistematis ini bersifat generik sehingga dapat diterapkan baik dalam industri manufaktur maupun jasa.
Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankannya. Biasanya Six Sigma membawa perbaikan pada hal-hal berikut ini yaitu:
-          Perbaikan produktivitas
-          Pengurangan waktu siklus
-          Pengurangan cacat
-          Retensi pelanggan
-          Pertumbuhan pangsa pasar
-          Pengurangan biaya
Kekurangan dari Framework Six Sigma :
1.     Dalam perencanaannya perlu waktu yang cukup
2.     Perlunya ketekunan dalam menjalankan strategi ini karena demi mendapatkan suatu produk yang baik harus dilakukan pemantauan secara teratur
3.     Perlu orang-orang yang memang terlatih dan memiliki pengetahuan tinggi karena tuntutan untuk terus mengurangi produk cacat
4.     Biaya pelatihan

2.1.3 Manfaat dari Framework Six Sigma

1.     Peningkatan Efisiensi
            LSS Master Black Belts dilatih untuk menganalisis setiap proses dalam alur kerja untuk kelemahan yang dapat dikurangi atau dihilangkan untuk mencapai efisiensi maksimum dalam hal waktu dan alokasi sumber daya.Organisasi yang berhasil menerapkan LSS dapat berharap untuk mencapai peningkatan efisiensi yang terukur baik dalam proses besar maupun kecil.
2.     Output Berkualitas Tinggi
            Program Lean Six Sigma ini juga berfokus untuk secara bersamaan mencapai tingkat kualitas tertinggi,Hal ini dicapai dengan memprioritaskan bidang operasi seperti standar dan praktik kendali mutu,pengendalian inventaris,penjadwalan produksi,dan penghapusan masalah kualitas dalam semua proses operasional.
3.     Layanan Pelanggan Yang Lebih Baik
            Dengan meningkatkan efisiensi proses dan kualitas output,metodologi LSS akan telah mencapai sebagian daro formula layanan pelanggan.Namun,pelaporan jam kerja yang akurat,penjadwalan produksi,pengkodean batang,dan pengurangan waktu untuk memenuhi persyaratan pelanggan juga merupakan aspek dari proses LSS yang terutama berfokus pada memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan.
4.     Implementasi Program
            Implementasi program LSS adalah yang paling sering mewakili perubahan budaya lengkap dalam cara organisasi berpikir dan beroperasi.LSS adalah siklus penciptaan proses yang berkelanjutan,manajemen proses,dan peningkatan proses.Dibutuhkan kewaspadaan atas nama organisasi dan pengakuan bahwa LSS bukan tugas,tetapi pola pikir yang harus dianut oleh seluruh perusahaan untuk menjadi sukses.

2.2 Framework eTOM

2.2.1 Pengertian Framework eTOM

Etom merupakan kerangka atau model yang menggambarkan proses-proses yang dibutuhkan oleh service provider dan menganalisisnya menjadi detail level-level yang berbeda sesuai dengan prioritasbisnisnya. eTOM berbasiskan pada Telecom Operation Map (TOM) yang merupakan model referensiproses untuk operasi dan nanajemen di perusahaan telekomunikasi modern. eTOM adalah suatu bisnis proses framework yang digunakan dalam dunia telekomunikasi .

eTOM terdiri dari 4 level, yaitu level 0, level 1, level 2, level 3 dan 3 proses utama yaitu :
1.     Strategy, Infrastructure, and Product (SIP) Membawahi perencanaan dan lifecycle management.
2.     Operations, membawahi kegiatan operasional sehari – hari.
3.     Enterprise Management, untuk mendukung manajemen perusahaan.
Terdiri dari 4 fungsi yang terletak pada sumbu horizontal, yaitu :
1.     Market, product, and Customer : focus kepada pasar dan produk yang ditawarkan.
2.     Service : unit dari produk yang dikembangkan oleh bagian enterprise.
3.     Resource (Aplication, Computing, and Network): digunakan untuk memproduksi suatu layanan.
4.     Supplier/Partner : menyediakan produk dan layanan untuk bagian enterprise dalam memproduksi suatu layanan.


2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan dari Framework eTOM

Kelebihan :
eTOM dapat menganalisis detail level-level yang berbeda sesuai dengan prioritas bisnisnya. Pada eTOM juga dilakukan penggrupan pada proses secara vertikal dan horizontal. Adanya penggrupan proses secara vertikal pada eTOM berfungsi untuk merepresentasikan gambaran proses end-to-end yang dibutuhkan untuk mendukung customer dan manajemen bisnis, seperti seluruh elemen yang terlibat pada keseluruhan aliran billing ke customer sedangkan penggrupan proses secara horizontal berfungsi untuk merepresentasikan gambaran fungsional proses yang terkait dengan bisnis, seperti yang terlibat dalam manajemen supply chain.
Selain itu, eTOM yang berbasiskan customer centric, dapat digunakan untuk memahami bagaimana kerangka proses-proses dari suatu service provider dihubungkan dengan model pada umumnya dan bagaimana aliran data dan informasi yang mendukung proses tersebut. Dalam penelitian ini akan dilakukan peningkatan (improvement) proses bisnis yang mengacu pada kerangka standar sistematis yang ada dalam eTOM, hal ini dikarenakan belum sempurnanya proses bisnis eksisting di beberapa perusahaan (terutama perusahaan telekomunikasi) sehingga jika dirancang berdasarkan kerangka eTOM dapat mempermudah perusahaan dalam mengevaluasi proses bisnis yang ada.
Kekurangan dari Framework eTOM :
Kelemahan yang mungkin dari eTOM adalah bahwa ia mendefinisikan kegiatan bisnis secara terpisah. Proses itu sendiri, sebagai aliran kegiatan bisnis, hanya didefinisikan secara kurang jelas.

2.2.3 Manfaat dari Framework eTOM

1.     Mengadopsi skema struktur, terminologi, dan klarifikasi standar untuk proses bisnis guna menyederhanakan operasi internal.
2.     Menerapkan pengembangan proses bisnis yang disiplin dan konsisten di seluruh prusahaan.
3.     Memahami, merancang, mengembangkan dan mengelola aplikasi TI.
4.     Mengindetifikasi peluang untuk peningkatan biaya dan kinerja.

2.3 Perbandingan antara Framework Six Sigma dan Framework eTOM

Six Sigma merupakan strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan kualitas. Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Sedangkan, Kerangka Proses Bisnis.
(eTOM) adalah kerangka kerja model pengoperasian untuk penyedia layanan telekomunikasi di industri telekomunikasi . Model ini menjelaskan proses bisnis penyedia layanan yang diperlukan, dan mendefinisikan elemen-elemen kunci dan bagaimana mereka harus berinteraksi. Jadi, dapat disimpulkan Six Sigma meningkatkan kepuasan pelanggan dan eTOM sebagai penyedia layanan telekomunikasinya.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam Penerapan Six Sigma, target atas kecacatan atau kegagalan proses dikontrol dalam target 3,4 DPMO (Defects per Million Opportunities  atau Kegagalan per sejuta kesempatan) yang artinya dalam 1 Juta unit produk yang diproduksi hanya ada 3,4 unit yang cacat. Berarti perusahaan memproduksi produk dengan tingkat kepuasan pelanggan mencapai 99,9997%.
eTOM digunakan untuk mendefinisikan proses bisnis beserta kriteria pendukungnya, dalam organisasi CRM - Customer Care. Aspek faktor atau potensial perusahaan diidentifikasi melalui komponen proses bisnis framework eTOM, untuk kemudian dipetakan pada proses bisnis Customer Care, dimana didapatkan 5 dari 16 proses bisnis hasil identifikasi: Support Customer Interface Management, Support Order Handling, Support Problem Handling, Support Customer QOS/SLA, Manage Customer Inventory.



DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Studying At Home During Covid-19 Pandemic

During the Covid-19 pandemic all habits that were carried out by humans has totally changed. Habits that often carried out by humans in gene...